Pokerqq13 Agen Poker Terpercaya - Industri perfilman korea rasanya memang sangat kreatif. Nyatanya, banyak sekali film-film korea yang mempunyai jalinan cerita drama yang kuat. Miracle In Cell No. 7 adalah sebuah drama korea yang menjadi box office di negaranya sendiri. Maka, Indonesia pun ikut meng-impor film ini dan akhirnya merilisnya baru-baru ini.



Di tahun 1997, Ye Sung (Kai So Won) hidup dengan ayahnya bernama Lee Yong-Goo (Ryoo Seung-Ryong). Ayahnya menderita keterbelakangan mental. Setiap hari mereka menatap sebuah toko yang memajang sebuah Tas Sailor Moon. Ye Sung sangat menginginkan tas itu. Hingga suatu hari, Tas tersebut di beli oleh anak dari Komisaris Polisi. Suatu hari saat bekerja, anak yang membeli tas tersebut pun memberi tahu tempat yang menjual Tas Sailor Moon yang persis sama dengannya. Tetapi di perjalanan, anak tersebut mengalami kecelakaan yang membuat anak tersebut meregangkan nyawanya.

Yong-Goo pun dituduh melakukan pembunuhan dan pemerkosaan terhadap anak tersebut. Dia pun masuk penjara. Disana dia bertemu dengan banyak orang baru. Para narapidana di sana membantu Yong-Goo untuk bertemu dengan anaknya. Setelah beberapa tahun, Ye Sung dewasa (Park Shin-Hye) membantu menyelesaikan kasus milik ayahnya ini. 

A Powerful tearjerker K-Drama Movies.
Drama korea memang sedang digandrungi banyak orang. Seri-seri korea pun laku di pasaran. Dengan cerita yang fresh, kreatif, dan unik antara satu dengan lainnya.  Sayangnya, saya tak pernah tertarik dengan drama korea yang berseri-seri itu. Cukup menikmati sebuah film lepas milik negara ginseng itu dengan durasi maksimal 120 hingga 150 menit. Tak banyak film-film korea yang pernah saya tonton. Mungkin beberapa layaknya Oldeuboi (Old Boy) yang akan rilis remake versi hollywood-nya, Pieta, Hello Ghost dan beberapa film lainnya. 

Mungkin hanya beberapa diantara film Korea yang pernah saya lihat mempunyai genre Drama. Kebanyakan lebih ke Horror thriller, atau horror psycho. Hello Ghost contoh salah satu film drama milik korea yang saya tonton. Saya tak seberapa menyukai filmnya. Hanya efek twist endingnya yang mungkin membuat saya suka. Kali ini pun, saya mencicipi Miracle In Cell No. 7. Melihat film ini pun sedang ramai dibicarakan orang karena mempunyai sebuah cerita yang bagus. 

Setelah 120 menit saya mengikuti film Miracle In Cell No. 7 saya pun paham kenapa orang-orang sedang membicarakan film ini. Ini adalah sebuah film drama keluarga yang jelas akan membuat kita dengan gampang menitihkan air mata. Sebuah jalinan cerita tentang hubungan ayah-anak yang begitu erat yang mungkin akan sangat menyentuh sisi sentimentil penontonnya. Sebuah kisah drama yang begitu kuat dengan ritme yang begitu terjaga dari awal film hingga akhir. 


Tak seperti Hello Ghost yang mungkin hanya memberikan cerita mengharukan itu di akhir film dan diawal di tutupi dengan berbagai kekonyolannya meskipun tergolong weird. Miracle In Cell no. 7 ini pun sudah memberikan cerita yang mengharukan sejak 30 menit film ini berlangsung. Adegan demi adegan yang bisa mengoyakkan hati penontonnya pun disajikan dengan begitu kuat dengan penuturan yang apa adanya. Natural dan tidak berlebihan. 

Tetapi, masih terlihat jelas bahwa Lee Hwan-Kyung selaku Sutradara yang juga sekaligus screenwriter masih keteteran dalam menuturkan apa yang terjadi di film ini. Penyampaian yang masih terlihat acak dan kurang terjabarkan dengan baik juga bakal membuat penontonnya sedikit bertanya-tanya. Seperti berusaha menyampaikan semuanya tetapi Lee Hwan-Kyung terlihat kelabakan dengan penyampaiannya. Hasilnya, beberapa background karakter di film ini pun tak terceritakan dengan baik. Tetapi beruntung, Lee Hwan-Kyung masih memberikan cerita drama yang begitu kuat di film ini. 

Prepare a bunch of tissues when you watch this movie.
Yang membuat film ini sangat menarik untuk diikuti adalah bagaimana Lee Hwan-Kyung, Kim Hwang-Sung, Kim Young-Suk  yang beramai-ramai menulis screenplay film ini menuturkan kisah film ini. Sangat tepat jika penggunaan alur maju mundur untuk menyajikan film ini. Scene flashback untuk menceritakan Ye Sung kecil sebagai saksi kasus ayahnya ini dan alur maju untuk menceritakan perjuangan Ye Sung dewasa untuk memenangkan kasus ayahnya ini.

Just for your information readers, saya bukanlah orang yang mudah terharu saat menyaksikan sebuah film drama. Karena kebanyakan film Drama mengekseskusi filmnya menjadi sebuah drama dengan adegan-adegan yang harusnya bisa menyentuh penontonnya tetapi disajikan berlebihan. Seingat saya, hanya 3 film yang membuat saya pernah menitihkan air mata saat menyaksikan sebuah film. Toy Story 3 milik Pixar, 9 Summers 10 Autums film Indonesia, dan film ini. Miracle In Cell No. 7


Miracle In Cell No. 7 berhasil membuat saya menangis layaknya gadis kecil. . Lee Hwan-Kyung pun berhasil mengarahkan filmnya menjadi sebuah film drama dengan cerita yang akan menyentuh penontonnya. Siapapun yang tidak menangis saat menyaksikan film ini mungkin seorang yang hatinya keras, sekeras batu. Yah, saya pun secara tidak sadar sudah banyak menitihkan air mata ketika menyaksikan film ini.



Film ini mampu memberikan nyawa serta atmosfir yang begitu kuat kepada penontonnya. Apalagi dengan iringan scoring yang semakin membuat film ini bernyawa. Yah, Scoringnya menyayat hati penontonnya. Semakin bisa mengacak-acak hati penontonnya yang tak pelak akan membuat kita secara tak sadar akan menitihkan air mata. Jadi bagi para penonton, bersedialah satu wadah penuh tissue sebagai teman anda saat menyaksikan film ini. Pria ataupun Wanita kebanyakan menitihkan airmata nya saat menyaksikan film ini. 


Tapi tenang, tak selamanya film ini menyajikan kisah mengharu biru yang mungkin akan membuat ritme sedihnya terkesan berlebihan. Toh Lee Hwan-Kyung dan teman-temannya masih memberikan tempat kosong untuk menyelipkan banyak unsur komedi di film ini. Semua adegan-adegan konyol cukup membuat kita tertawa. Guyonannya masih bagus. Tak terkesan slapstick layaknya Hello Ghost yang malah membuat saya tidak tertawa. 


Lee Hwan-Kyung dan teman-teman pun masih menyelipkan beberapa twist yang semakin membuat kita akan bersedih ria lagi saat menyaksikan film ini. Semua twist itu cukup ditutup rapat. Dibuat sebegitu meyakinkan akan adanya sebuah harapan di filmnya. Tapi semua berubah terbalik. Meskipun masih terlihat predictable tapi setidaknya memberikan efek sedih yang semakin kuat yang akan mengikuti sepanjang film ini. 



Belum lagi cast-cast film ini yang bermain begitu kuat. Ryoo Seung-Ryong bermain sebagai seorang ayah yang mempunyai keterbatasan. Dia berakting dengan begitu baik dan sangat natural. Ber-chemistry apik dengan Kai So Won sebagai Ye Sung kecil. Chemistry yang dibangun sangat kuat. Inilah faktor yang membuat film ini semakin kuat dari segi dramanya. Adegan-adegan mengharukan pun datang dari chemistry yang kuat dari mereka berdua. Hubungan ayah-anak yang sangat erat pun diperankan oleh mereka dengan begitu baik.